PEMBERIAN TELUR AYAM REBUS PADA REMAJA PUTRI USIA 19 TAHUN YANG MENGALAMI ANEMIA DEFISIENSI BESI

Main Article Content

Rachelania Welinta Putri
Nur Khomariyah
Reny Retnaningsih

Abstract

ABSTRAK
Pendahuluan Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi
tubuh. Anemia pada remaja putri dikarenakan gaya hidup yang dinamis dan adanya fase menstruasi
tiap bulan. Tanda khas pada anemia defisiensi besi menunjukkan hasil laboratorium Hb <9,5 g/dl,
MCV < 80 fl dan MCHC < 31%. Solusinya adalah dengan mengkonsumsi makanan kaya dengan
zat besi secara teratur, mendorong asupan promotor absorpsi besi seperti vitamin C, dan mencegah
konsumsi faktor penghambat berlebihan. Asupan zat besi remaja sekitar 1,5-2,2 mg/hari dan dalam
100 gram telur ayam mengandung 2,7 mg zat besi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh pemberian telur ayam rebus pada remaja putri usia 19 tahun yang mengalami anemia
defisiensi. Desain penelitian ini adalah one-shot case study atau studi kasus. Subyek penelitian 1
orang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti melakukan observasi tentang
peningkatan kadar Hb pada remaja usia 19 tahun yang mengalami anemia defisiesi besi dengan
pemberian 2 butir telur ayam rebus per hari (100 gram) dan tambahan vitamin C (300 mg) per hari
selama 15 hari. Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi didapatkan peningkatan kadar Hb 9,3
g/dL (sebelum pemberian) menjadi 10,8 g/dL (setelah 15 hari pemberian). Hasil penelitian terbukti
bahwa telur ayam rebus dan tambahan Vitamin C dapat meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) pada
Nn.”R” usia 19 tahun dengan anemia defisiensi besi. Dengan dilakukannya penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan informasi atau wacana bagi Nn.”R” tentang efektifitas telur ayam
rebus untuk meningkatkan kadar Hb.

Kata kunci : Anemia defisiensi besi, Remaja Putri, Telur Ayam Negri/Ras

ABSTRACT
Introduction Iron deficiency anemia is anemia caused by the body's iron reserves empty. Anemia
in young girls due to a dynamic lifestyle and their monthly menstrual phase. Distinctive markings
on iron deficiency anemia shows the results of laboratory Hb <9.5 g / dl, MCV <80 fl and MCHC
<31%. The solution is to consume foods rich in iron regularly, encouraging the intake of iron
absorption promoters such as vitamin C, and preventing excessive consumption inhibiting factor.
Iron intake of teenagers around 1.5 to 2.2 mg / day and 100 grams of chicken egg contains 2.7 mg
of iron. The purpose of this study was to determine the effect of boiled chicken eggs in young
women aged 19 years experience deficiency anemia. The research design was a one-shot case
study or case studies. 1 person research subjects were selected based on inclusion and exclusion
criteria. Researchers conducted observations of an increase in Hb levels in adolescents aged 19
years who are anemic iron deficiency by administering 2 boiled chicken eggs per day (100 grams)
and added vitamin C (300 mg) per day for 15 days. Based on the results of the assessment and
observations obtained an increase in hemoglobin concentration of 9.3 g / dL (before the
administration) to 10.8 g / dL (after 15 days of administration). Result of the study showed that the
boiled chicken eggs and extra Vitamin C can increase levels of hemoglobin (Hb) in Ms. "R" aged
19 years with iron deficiency anemia. By doing this research is expected to be material information
or discourse for Ms. "R" on the effectiveness of chicken eggs boiled to increase Hb levels.

Keywords: Iron deficiency anemia, Young Women, Chicken Egg State / Ras

Article Details

How to Cite
Putri, R. W., Khomariyah, N., & Retnaningsih, R. (2017). PEMBERIAN TELUR AYAM REBUS PADA REMAJA PUTRI USIA 19 TAHUN YANG MENGALAMI ANEMIA DEFISIENSI BESI. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 4(2), 60-67. Retrieved from https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/view/142